Kamis, 08 Oktober 2009

Puisi-Puisi Karya Fadli Zul

--serakah--

sungguh aku tak punya apa apa..
hanya hotel mewah dan villa pinggir danau utk anakku pertama..

benar benar tak punya apa apa..
hanya hypermart dan lamborgini keluaran terbaru utk anak kedua..

yah.. memang aku tak punya apa apa..
cuma sumur minyak dan helikopter abad 21 utk yg ketiga..

mereka tak punya cerita..
resah tak pernah dibawa bawa..

sendiri ku lihat mereka dr puncak apartmen pribadiku..
di helipad ini aku menunggu..

sungguh kasihannya diriku..

28 sept 09


--merpati hitam--

merpati hitam terbang telanjang..
membawa berita mencekam..
bumi meronta tak terkira..
aku terdiam membayangkan..
jerit tangisan, luka yg dalam..
disana saudaraku terkapar di reruntuhan..

kota jadi hamparan..
bak fatamorgana di tengah padang..

mereka berlari ketakutan..
tak ingin tanda berkelanjutan..
langit hitam halang pandangan..
titik titik kota sarat teriakan..

malaikat maut seperti dpt borongan..
satu persatu nafas dihentikan..
sukma digenggam tuk dihantarkan..
kepada Raja di khayangan..

ku hatur sujud pada Mu ya Allah..
tunjukkan jalan jika kami kelewatan..
peluklah saudaraku yg menghadap..
pelihara kami yg ditinggalkan..

medan, 1 okt 09'
utk saudaraku korban gempa padang


--puisi malam--

rakus malam gerogoti aku..
masuki ruangku renung menunggu..
kata demi kata lewati fikir..
jelajahi batin bagai musafir..

dinginnya tak menghalang..
belainya memaksa pulang..

pandang dunia dari beranda..
aku heran..
bukan kau yg kupanggil..
bukan kau yg ku nanti..
tapi mengapa tiba..
bertutup muka, tak berkata kata..
kenal aku dada menganga..

besok aku relakan lagi..
sampai matahari senyum berseri..

medan, 2 0kt 09'


--ketika eros bercerita--

aku pun heran bisa begini..
aku yang batu-kikis di parau suaramu..
tak bertembang, tapi cukup buatku bimbang..

siapa rupanya kau..
apakah ini yang dijanjikan..

aku yang genggam tanganmu,
lepas tak berdiri..

lama aku di kembara,
tak pernah seperti ini aku terbara..
biarkan diri terpanggang rasa..
menggelegak direbus asa..

kupikir hanya sebentar..
seperti badai-angin menghantar..
ternyata diam dibawah hati,
menetap, dipunggung kerling matamu kutatap..

bukan bermalam-malam menyebab..
tapi kayu memang melembab..

batin kini tersudut kaku..
biarkan aku jadi pagi mu..

medan, 6 okt 09'



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Puisi-Puisi Karya Fadli Zul"

Posting Komentar